1. Haiti
Di daerah kumuh di sekitar Port-Au-Prince, perkosaan gerombolan yang diorganisir adalah kenyataan yang harus dihadapi untuk banyak perempuan-perempuan Haiti. Hampir separuh anak-anak perempuan dan remaja telah diperkosa atau pernah mengalami kekerasan seksual.
Menurut Laporan PBB, sebuah organisasi non pemerintah mengatakan: masalah itu tidak ditangani dengan serius sebab banyak orang Haiti, mencakup anggota polisi dan sistem peradilan, perkosaan hanya terjadi jika korban adalah seorang gadis. Malahan, memperkosa tidak digolongkan sebagai kejahatan. Sebagai tambahan, jika seorang suami menemukan isteri nya melakukan perzinahan , Kitab Undang-undang Hukum Pidana memaafkan dia jika ia membunuh nya; tapi jika seorang isteri membunuh suami nya karena keadaan yang sama, istri tersebut tidak akan dimaafkan.Hampir 50 persen perempuan di wilayah Shanty Town, Haiti, pernah diperkosa atau mengalami pelecehan seksual. Pengadilan terhadap para pemerkosa itu baru dimulai tiga tahun terakhir ini.
2. Nepal
Di Nepal perkimpoian dini juga biasa. Kaum perempuan yg lahir tahun 70an menikah pada umur 16 tahun. Menurut laporan dari Palang Merah Internasional, hanya sekitar 1 dari 5 kelahiran yang di tangani oleh bidan atau ahli kesehatan yang terlatih. Perempuan yang melek huruf di negara ini baru 35 persen. Bila gadis-gadis remaja di sana tak segera menikah, banyak yang dijual oleh keluarganya ke pasar perdagangan perempuan.
3. Sierra Leone
Ini adalah tempat terburuk untuk perempuan, menurut laporan UNDP (United Nation Development Programme). Hanya 24 persen perempuan yang melek huruf dan satu dari delapan perempuan meninggal selama kehamilan atau kelahiran. Angka harapan hidup di sini hanya 43 tahun.
Sierra Leone memiliki derajat kesamaan jenis kelamin terburuk di dunia. menurut Human Development PBB, 1 dar 8 perempuan mati pada saat kehamilan atau kelahiran bayi, dan juga harapan hidup(life expectancy) nya hanya 43 tahun. Salah satu yang paling rendah di dunia. Anak-Anak perempuan hanya dapat mengharapkan untuk menerima enam tahun pendidikan yang diterima di sekolah. Yang paling parah adalah, sewaktu terjadi perang saudara, di mana sepertiga perempuan dan anak-anak perempuan di sana menderita kekerasan seksual, yang masih menghantui kaum perempuan sampai hari ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment