Dari semua semua kisah luar biasa, kutukan Puteri Amen-Ra (Amun Ra) yang hidup kira-kira 1050 tahun SM dikatakan cerita paling mengganggu dan sukar untuk dijelaskan karena dipercayai menjadi penyebab tenggelamnya kapal paling hebat yang pernah dibuat.
Ketika meninggal dunia, mayat puteri itu dimasukkan dalam keranda kayu dan dikebumikan di Luxor, di tebing Sungai Nil. Sebuah disclaimer yang ditulis oleh Wallis Budge Penjaga bagian benda antik Mesir dan Asiria 1894-1924 yang diterbitkan pada 1934, juga menyatakan bahwa ia mungkin berdarah kerajaan, tapi ini murni spekulasi dan tidak didukung oleh ikonografi pada penutupnya.
Kutukan puteri Amen-Ra bermula setelah era 1890-an ketika empat lelaki Inggris yang kaya melancong ke Luxor dan terdorong membeli keranda mumi puteri itu, sedangkan ukuran keranda mumi ini adalah 162 cm (64 inchi) panjangnya dan terbuat dari kayu dan plester. Detail wajah dilukis pada plester, dan bentuk tangan mumi menonjol dan terbuat dari papan kayu kualitas terbaik. Mereka saling berlomba dalam lelang tersebut hingga akhirnya keranda itu berhasil dimiliki salah seorang lelaki yang mau membayar hingga ribuan Pound.
Dia membawa keranda itu pulang ke hotel penginapannya dan beberapa jam kemudian lelaki itu terlihat berjalan seorang diri ke arah gurun dan tidak pernah kembali lagi ke penginapannya sejak itu. Keesokan hari, salah seorang dari tiga temannya yang masih ada di hotel itu ditembak secara tidak sengaja oleh pembantu keturunan Mesir. Tangannya cedera parah sehingga terpaksa harus diamputasi.
Lelaki ketiga tidak terkecuali menerima nasib buruk sekembalinya ke tanah air ketika mengetahui bank yang menyimpan uangnya bangkrut, seorang lagi rekannya yang dulu kaya raya mengalami sakit parah kehilangan pekerjaan dan terpaksa menjual korek api di jalanan.
Alhasil, keranda tersebut akhirnya tiba juga di England dan dibeli oleh seorang ahli perniagaan Mr Arthur F Wheeler tetapi akhirnya di dermakan kepada Museum Britain Juli 1889 oleh Mrs Warwick Hunt of Holland Park selepas tiga anggota keluarganya cedera dalam kecelakaan jalan raya dan rumahnya habis dijilat api. Meski begitu menurut pihak museum mereka tidak pernah menerima mumi ini kecuali hanya penutup bagian atas dari sarkofagus tersebut.
Misteri terus melingkari keranda itu ketika truk yang digunakan untuk mengangkutnya ke museum tiba-tiba mundur saat menaikkan keranda ke bak truk. Ketika diangkat menaiki tangga, seorang pekerjanya jatuh dan menyebabkan patah kaki, seorang lagi, yang sehat, meninggal dunia secara mendadak dua hari kemudian.
Setelah keranda puteri itu diletakkan dalam Ruang Mesir dengan serial number AE 22542 di museum itu, masalah lain timbul. Penjaga malam museum melaporkan kerap mendengar suara tangisan dari dalam keranda. Jika ada seorang pengunjung mengejek wajah yang dicat pada keranda itu, anaknya bakal meninggal dunia disebabkan campak tidak lama kemudian.
Akhirnya, pihak berkuasa terpaksa memindahkan mumi itu ke bawah tanah dengan harapan ia tidak lagi membuat masalah. Namun, hal itu tidak pernah menjadi kenyataan karena dalam waktu seminggu, seorang pembantu museum sakit parah dan penyelia yang bertanggungjawab memindahkan keranda itu ditemui mati di mejanya.
Seorang jurugambar yang mengambil gambar keranda itu mendapati cat pada permukaan keranda jelas menunjukkan wajah manusia yang menakutkan. Dia kemudian pulang ke rumah, mengunci diri dalam kamar tidur dan menembak dirinya.
Kisah paling menarik mengenai kutukan Puteri Amen-Ra ialah ketika seorang pakar arkeologi dan seorang jurnalis Inggris William Thomas Stead (5 Juli 1849 - 15 April 1912) yang menganggap apa yang terjadi cuma kebetulan, membayar harga mahal untuk memiliki mumi itu dan mengatur pemindahannya ke New York.
Pada April 1912, pemilik baru mayat Amen-Ra mengiringi keranda itu menaiki kapal pesiar yang akan melakukan pelayaran bersejarah ke New York. Pada malam 14 April, keranda Amen-Ra mengiringi mayat 1,500 penumpang yang tenggelam ke dalam lautan Atlantik begitu kapal, yang dikatakan tidak akan tenggelam karena memiliki ciri-ciri keselamatan tercanggih ketika itu, karam setelah menghantam gunung es.
Kapal itu bernama TITANIC..!!
No comments:
Post a Comment